Rabu, 11 Februari 2009

Bab 33 - Sebuah lengkungan ajaib

Bab 33
Sebuah lengkungan ajaib

Semoga di akhir pekan yang membahagiakan ini, sahabat berada dalam kedamaian dan kebahagiaan bersama keluarga tercinta.
Akhir-akhir ini, semakin sering saya mendengar sebuah kelakar 'saat ini, segala sesuatu mahal, bahkan senyum sekali pun'. Sebuah frasa satir yang penuh kritik. Tetapi, memang selalu ada kekuatan dibalik sebuah kelakar lucu, seperti yang dikatakan oleh Robin William bahwa lelucon adalah ungkapan sikap optimis.
Senyuman yang sebenarnya adalah lengkungan bibir yang penuh
Senyuman adalah bentuk terindah bahasa tubuh yang dapat dinikmati orang lain dari sebuah pribadi hati yang merona bahagia. Senyuman, juga adalah ekspresi jiwa yang terbebas dari keburukan. Walau ada istilah senyum kecut, senyum penuh misteri - senyum monalisa, senyum menggoda, senyum mengejek; itu semua sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai sebuah senyuman, melainkan hanya lengkungan bibir yang tidak penuh. Karena senyuman yang sebenarnya adalah lengkungan bibir yang penuh. Dan hanya karena ketulusan lah, sebuah lengkungan bibir dapat mencapai bentuk sempurnanya.
Uang ditukarkan dengan barang atau jasa, senyuman ditukarkan dengan rasa jiwa
Jika kita membutuhkan barang atau jasa dari seseorang, kita harus menukarkannya dengan uang - karena metoda barter sudah lama tidak populer. Tetapi jika kita, Anda dan saya, ingin membeli perasaan seseorang, hanya bisa menawarnya pertama kali dengan down payment sebuah senyuman.
Senyuman juga memiliki kelebihan terbaiknya dalam hal tukar menukar, karena dia satu-satunya alat tukar di dunia yang dapat diterima semua bangsa. Sebuah alat tukar yang tidak pernah mengalami inflasi, depresiasi apatah lagi politisasi. Karena senyuman adalah bentuk terbaik dan paling sederhana dari hegemoni universalitas.
Senyuman adalah sebuah lengkungan yang meluruskan segala sesuatunya
(Phyllis Diller)
Banyak sekali kesulitan, masalah, kekeliruan, kegundahan, kekacauan atau keburukan yang dapat diwakilkan pada bentuk-bentuk garis yang melengkung. Kita seringkali melukiskan kompleksitas permasalahan yang tinggi dengan garis yang melengkung tak beraturan menyerupai benang kusut. Dan seperti yang sering kita alami atau temukan bersama, sebuah senyuman benar-benar dapat menjadi pemungkin lurusnya garis-garis itu. Dia adalah lengkungan yang ajaib. Bukankah telah sampai pada kita, kisah-kisah pelayanan yang tulus menjadi penyebab selasainya keluhan-keluhan pelayanan publik, bahkan tidak jarang yang selesai sebelum sampai pada titik permasalahan yang sebenarnya.

Tetapi juga mohon diingat, seringkali lengkungan tidak penuh (cemberut, muka masam, tidak ramah, tidak tulus, jutek) yang mengundang permasalahan muncul, membesar bahkan menambah akut.
Jika kamu tidak menggunakan senyumanmu, kamu seperti orang yang memiliki tabungan satu juta dollar, tetapi tidak mempunyai buku cek untuk mengambilnya
(Les Giblin)
Maka, tersenyumlah. Karena senyum adalah bentuk termudah berbagi dengan sesama.
Sudah sampaikah berita dari langit kepada Anda, bahwa senyum adalah sebuah kemuliaan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar